Wednesday, October 14, 2009

Saat ini banyak perusahaan yang berkedok sebagai perusahaan MLM. Beberapa diantaranya memang memanfaatkan sistem jaringan untuk pengembangannya, namun tidak ada produk yang diperjual-belikan atau jika ada harga jual produknya jauh lebih mahal dibandingkan harga produk sejenis di pasar retail. Perusahaan hanya memberikan bonus jika member berhasil mengajak orang lain masuk ke dalam jaringan bisnisnya. Perusahaan semacam ini dikenal dengan istilah MONEY GAME !!!

Ciri-ciri MLM yang Baik dan Benar

1. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara dimana perusahaan itu beroperasi. Di Indonesia ijin itu berupa nomor SIUPL (Surat Izin Usaha Penjualan Langsung) yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan
2. Produk memiliki izin. Jika produk yang dipasarkan berupa produk kesehatan, maka harus ada nomor izin dari Badan POM Departemen Kesehatan, sebagai jaminan pemerintah RI bahwa produk yang dipasarkan aman untuk dikonsumsi manusia
3. Menjual produk dengan harga realistik dan tidak ada tumpang-tindih kasiat maupun fungsi dari produk-produk yang dipasarkan
4. Spesifikasi Produk mudah dimengerti dan dikuasai oleh member
5. Sistem pemasaran sederhana sehingga mudah dipromosikan karena masuk akal

Jika diringkaskan, maka syarat MLM yang baik menyangkut tiga hal penting yaitu:

1. perusahaan dan produk legal berlaku di wilayah hukum negara tempat perusahaan beroperasi
2. Hitungan bonus yang transparan dan berpihak kepada member, sebagai ujung tombak terciptanya omset penjualan
3. Tidak ada syarat tutup poin dan berbagai macam kamuflase hitungan pendapatan dan janji-janji di luar urusan produk dan transaksi jual-beli



Mengapa Banyak Orang Gagal di MLM?

MEMBER MLM pasti punya maksud dan impian untuk sukses. Pertimbangan utama orang menjadi member MLM adalah untuk memperoleh solusi finansial. Namun kenyataannya, banyak anggota MLM yang bukannya sukses setelah menjalankan bisnis MLM, malah kehidupannya jauh lebih buruk. Faktor kegagalan member MLM umumnya sebagai berikut:

1. Janji dan iming-iming kemewahan pada diseponsori untuk menjadi member
2. Marketing plan yang berpihak pada perusahaan MLM, member hanya objek perusahaan
3. Marketing plan rumit dan tidak jelas, ada perbedaan sangat jauh antara bonus riil (nyata diterima oleh member) dengan bonus yang dijanjikan yang tertulis pada marketing plan.
4. Salah pilih dan bergabung dengan money game
5. Mengikuti member MLM petualang

Janji dan iming-iming kemewahan bisnis MLM:

1. Peringkat dan jabatan manajerial aneh-aneh di Perusahaan MLM
2. Reward di Perusahaan MLM
3. Passive income dan bonus sharing di Perusahaan

PERINGKAT: Peringkat menunjukkan persentase bonus yang untuk memperolehnya perlu berbagai syarat. Jika syarat tidak dipenuhi, maka member tidak naik pangkat, bahkan mengalami “Break Level Point” (BLP). BLP terjadi karena peringkat riil upline menjadi sama dengan downline. Titik BLP terjadi karena downline memenuhi syarat jumlah transaksi peringkat yang sedang dipegang upline. Misalnya syarat peringkat 21% adalah jika omset jaringan seorang member mencapai nilai 100,000 poin sampai dengan 200,000 poin. Ketika jaringan seorang downline-nya menembus omset 100,000 poin, maka selisih persentase bonus upline – downline menjadi 0%. Jadi pada kondisi itu ”upline” tidak lagi memperoleh persentasi omset dari jaringan downline yang sudah menyamai peringkatnya itu, hanya memperoleh persentase omset pribadi dan selisih persentase bonus dari jaringan-jaringan downline lainnya yang belum mencapai 21%.

REWARD: Memerlukan syarat-syarat yang jika satu saja tidak dipenuhi, maka reward tidak dibayarkan. Padaha jika diperhatikan reward sebetulnya adalah hasil jerih payah member yang bersangkutan karena berhasil membuat produk perusahaan “dibeli” orang. Namun reward itu ditunda pembayarannya, atau diberi syarat untuk dibayarkannya. Member awal memperoleh persentase kecil, yang berarti ini merupakan praktik dagang yang ironis, karena “pedagang” yang kerja keras justru memperoleh hasil yang paling sedikit.

PASSIVE INCOME DAN BONUS SHARING: Idiom paling banyak digunakan oleh perusahaan MLM. Hal yang mustahil, sebab bagaimana mungkin orang berdagang mendapat keuntungan tanpa omset? Jika pun ada, pasti ada korbanan, setidaknya “waktu hidup” sebagai manusia dan/atau keluarga yang normal. Mengapa begitu? Perhatikan, bahwa passive income atau bonus sharing pasti punya syarat-syarat:

1. Memiliki peringkat minimal
2. Harus mencapai total omzet tertentu sesuai syarat
3. Harus memiliki sejumlah downline di peringkat maksimal tertentu
4. Harus melakukan tutup poin
5. Perhitungan bonus yang rumit dan “nilai riil” omzet hanya perusahaan yang tahu

Marketing plan yang berpihak pada perusahaan:

1. Pembayaran bonus yang terlalu lama (waktu kerja lebih dari 35 hari)
2. Tutup poin sebagai syarat memperoleh bonus
3. Perhitungan bonus rumit; tidak sama dengan kenyataannya

PEMBAYARAN BONUS YANG TERLALU LAMA: Perlu waktu, aktivitas dan dana sebelum member memperoleh bonus. Kalau pun menerima, nilainya jauh lebih kecil dibandingkan nilai tutup poin.

TUTUP POIN: Tutup poin adalah faktor utama kegagalan member MLM. Tutup poin adalah belanja ulang dengan nilai minimal yang nilainya tergantung peringkat. Tutup poin dapat dipandang sebagai “belanja paksa dari parusahaan” karena menjadi syarat utama pembayaran bonus. Jadi berapapun omzet member, bonus tak akan dibayar bila tidak “tutup poin”. Siapa yang diuntungkan? Apalagi biasanya nilai tutup poin untuk member baru jauh lebih besar dibanding “bonus” yang diterimanya. Tutup poin membuat member menjadi salesman.

PERHITUNGAN BONUS YANG RUMIT: Banyak jenis bonus ditawarkan, sehingga sulit diperhitungkan oleh member atau terlalu banyak syarat tersembunyi yang hanya perusahaan MLM yang tahu. Member tidak tahu pasti nilai bonus yang menjadi haknya sebelum menerima statement bonus dari perusahaan. Rumitnya hitungan bonus menyulitkan member untuk berpromosi.

Anda berninat ber-MLM? Pilihlah MLM yang baik dan benar !!! Bisnis MLM memang bisnis sendiri, tetapi tidak sendirian. Perlu keadilan dan transparansi

sumber : http://propbiyang.wordpress.com/mengenal-bisnis-multi-level-marketing/

0 comments:


Post a Comment